Ilmu
Dewasa
ini saya sering berbincang dan mendengar makna atau penjelasan sebuah ilmu,
dari sini juga saya bertanya-tanya, apakah ilmu itu harus dicari atau bisa didapatkan
tanpa sebab yang masuk akal. Sebelumnya saya juga pernah mendengar tentang hal
ini dari masyayikh azhar dan juga asatidz senior dan ada juga beberapa kisah
ulama terdahulu yang menerangkan hal ini.
Menurut kamus KBBI salah satu makna
dari Ilmu adalah pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi,
akhirat, lahir, batin, dan sebagainya). Sering muncul juga pendapat bahwa
seseorang bisa mendapat ilmu tanpa harus belajar keras ataupun
bersungguh-sungguh, ilmu seperti ini biasa disebut Ilmu
Ladunni. lantas bagaimanakah ini bisa terjadi…? dan ada juga yang
berpendapat bahwa ilmu hanya didapati jika kita belajar keras dan
sungguh-sungguh. Ilmu seperti ini disebut Ilmu Kasbi. Kedua ilmu ini
memliki jalur yang berbeda tapi berujung sama yaitu Ilmu.
Ilmu Ladunni
Ulama
kita di al-Azhar as-Syarif sering menjelaskan tentang hal semacam ini, mereka sepakat bahwa
ilmu milik Allah dan Allah akan memberikanya kepada hambanya yang Ia kehedaki
tanpa sebab apapun. Adapun bagaimana penjelasan tentang hal ini ada pada Firman
Allah ta’ala :
" Ùˆ اتّقوا الله Ùˆ يعلّمكم الله "
“dan
bertaqwalaah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian” (Qs. Al-baqarah : 282)
Dan ada juga sabda Rasulullah Saw :
"
من عَÙ…ِÙ„َ بما عَÙ„ِÙ…َ أورثه الله علم ما لم يعلم"
“Barangsiapa
yang mengamalkan Ilmu yang ia ketahui maka Allah akan memberikan kepadanya Ilmu
yang belum ia ketahui” (HR. Imam Ahmad) 1
Ilmu seperti ini memang bukanlah hal yang bisa
didapat dengan mudah dan bukan berarati juga hal yang tidak mungkin bagi kita,
asalkan kita selalu dekat dengan Allah dan Rasulullah, InysaAllah hal ini bisa kita bisa dapatkan. Wallahu a’lam.
Banyak juga kisah dari para Ulama dan para
Wali Allah yang Sholih terdahulu yang benar-benar mendapatkan Ilmu ladunni, itu
semua terjadi karena kedekatan mereka dengan Allah dan Rasulnya, disebabkan
kedekatan inilah Allah memberikan kepada mereka futuh seperti kisah Syaikh
Saad al-Diin at-Taftazany atau Syaikh makinudin al-Asmar atau Syaikh Abu Abbas al-Mursi dan muridnya dan masih banyak lainya.
Ilmu Kasbi
Masa sekarang ini Ilmu Kasbi
lebih tersohor ketimbang Ilmu Ladunni, bahkan dari kecil kita mungkin
sudah dicekoki makna dari mencari ilmu, kurang lebih yaitu dengan kesungguhan
dan kerja keras dan tentu saja berdoa, Pada zaman yang serba ada seperti
sekarang ini kita selalu dituntut untuk belajar dengan sungguh-sungguh, tapi
hasil SDM pada zaman sekarang jelas berbeda dengan SDM pada zaman ulama
terdahulu, yang mana pada zaman mereka tidak ada network yang menghubungkan
seluruh dunia ini, tapi mereka bisa menghafal dan memahami Al-Quran dan Sunnah
dengan baik, mungkin contoh ini sudah cukup untuk menggambarkan perbedaan kualitas kita
dengan mereka, generasi yang jauh lebih unggul dari generasi
kita sekarang ini.
Dalam mencari Ilmu Kasbi kita hanya dituntut untuk
belajar dan mengahafal tanpa tau sumber yang jelas dan siapa pembawa ilmu
tersebut, sementara proses pencarian Ilmu ladunni benar-benar memperhatikan hal tersebut.
Pelajar terdahulu benar-benar paham bagaimana menggapai ridho sang guru
sehingga Allah beri mereka Futuh, pelajar sekarang hanya mengetahui dan
mengejar IPK dan ijazah dan hanya beberapa dari mereka yang mengejar ridho
guru.
Maulana Syaikh Abdussalam Ali Syita
pernah menyampaikan bahwa Sayidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhahu membagi Lisan (ilmu) menjadi tiga :
1. Lisan Ilmi
Lisan yang berbicara atas apa yang mereka dapatkan dari kitab dengan membaca
atau menghafal.
2. 2. Lisan ‘Atho
Lisan yang berbicara atas anugrah Allah yang dilimpahkan
padanya
3. 3. Lisan Wahdaniyah
Lisan yang selalu berbicara dan tidak luput dari kalimat
yang selalu mengingat Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini menjelaskan bahwa kita bisa mendapat ilmu dari membaca tapi ilmu
tersebut tidak akan sama dengan ilmu yang didapat dari anugrah Allah. Maka marilah kita tingkatkan kualitas
generasi kita, terkhusus di negeri kita Indonesia yang semakin kesini semakin
rusak adab dan akhlak anak mudanya. karena ilmu bukan hanya dengan sekedar mendapat nilai
dan ijazah tapi ridho dan izin dari guru merupakan suatu komponen yang penting dalam menuntut ilmu dan salah satu sebab mendapat futuh dari Allah Swt.
Wallahu A’lam bi Showab, semoga bermanfaat, sekian
dan terima kasih.
1 beberapa pendapat mengatakan bahwa hadis ini dhoif, tapi ini tak masalah selagi tidak berhubungan dengan aqidah.
Comments
Post a Comment