Generasi milenial, manusia modern, golongan manusia paling maju sepanjang peradaban terciptanya manusia. Bagaimana tidak, dalam sehari kita bisa menyerap begitu banyak informasi, baik dari ekonomi, politik, agama, pendidikan, dan lainya. Itu semua kita dapatkan dalam waktu singkat dan sangat mudah, bahkan anak kecil sekalipun bisa mengetahui apa yang terjadi dibelahan dunia sana. Adek-adek kita sudah bisa menulis di keyboard begitu dia paham huruf alfabet, tak perlu belajar lama menulis diatas kertas, dia juga bisa menginstal permainan yang dia suka walaupun tanpa paham apa yang dia baca. Orang tua kita, entah ayah, atau kakek, atau lebih tua dari itu, mereka tak medapatkan informasi sebegitu cepat dan mudah seperti ini, dahulu mereka perlu belajar dan mencari kemana-mana informasi yang mereka butuhkan, bahkan dalam hal teknologi, beberapa dari mereka merasakan transfromasi dari penggunaan lampu petromak minyak hingga lampu bohlam listrik seperti sekarang, lantas dengan semua kemaj
Di salah satu diktat kuliah saya ada pembahasan tentang kurikulum dakwah atau cara berdakwah yang mana jalurnya melalui akal. Akal manusia sendiri merupakan alat untuk berpikir, bisa juga untuk merenung, dan mungkin lainnya. Akal sendiri menurut KBBI memiliki arti daya pikir (untuk memahami sesuatu dan sebagainya); pikiran; ingatan. Dikatakan juga orang berakal ialah: dia yang menahan dirinya dari hawa nafsu, dan sesuatu yang masuk akal bisa diartikan: suatu hal yang bisa dicerna oleh hatimu, akal dinamakan “akal” karena dia mengikat pemiliknya kepada kebinasaan atau menjauh darinya. Beberapa ulama mengartikan akal sebagai; intisari penerang yang Allah ciptakan di otak dan cahayanya berada di hati, diartikan juga sebagai; penyelamat bagi penggunanya dari hinaan dunia dan penyesalan akhirat, ada juga yang menggambarkan orang yang berakal ialah yang bertakwa kepada Tuhan-Nya dan memperhatikan dirinya, ada juga yang mengartikannya sebagai; mereka yang meninggalkan dunianya untuk akhiratn